|
Post by saostomat on Jun 2, 2008 9:37:42 GMT 7
wah wah .... waduh, koq ane diomongin seh? mas yur .... emang moci semarang ga ada duanya hi hi hi
|
|
|
Post by landy on Jun 2, 2008 13:36:03 GMT 7
kalau tuner sih,yang pasi mbah tomse (tomato smile)..... kalau dateng malem...banyak dilirik budjal,dpn gang jablay... ;D
|
|
|
Post by kopralpaimo on Jun 2, 2008 14:18:15 GMT 7
bro sudah pd baca koran Jawa Pos hari ini halaman 12??
Polisi Bubarkan Perang-perangan
BANYUWANGI - Polisi menggerebek latihan perang-perangan Komunitas Combat 58 di kawasan Perkebunan Lidjen, Kecamatan Licin, Banyuwangi kemarin. Sembilan pucuk air soft gun langsung diamankan di Mapolres Banyuwangi.
Awalnya, komunitas penggemar replika mainan itu menggelar latihan gameshoot di areal perkebunan tersebut. Mereka menggunakan berbagai perlengkapan yang mirip perlengkapan militer. Ada yang membawa alat komunikasi handy talky (radio satu arah), kacamata, rompi pelindung, helm, sepatu dan kasesoris lainnya.
Begitui permainan dimulai, mereka berpencar layaknya perang gerilya. Ada dua regu yang saling berhadapan. Masing-masing membentuk formasi di kawasan tersebut. Semua mencoba menerapkan strategi untuk pertahananan dan penyerangan.
Kelompok satu menggunakan bendera warna merah di lengan. Sedangkan kelompok dua menggunakan pita atau bendera warna kuning.
Pertempuran pun berlangsung seru. Baku tembak senapan mainan yang bentuknya mirip replika api (senpi) itu berlangsung seru. Ketika latihan perang berlangsung, Ketua komunitas Combat 58 Erik Purwandoko terkena peluru plastik. Peluru tersebut mengenai kacamatanya hingga pecah. Matanya juga memerah akibat bekas tembakan itu.
Setelah kejadian itu, latihan dihentikan sejenak. Seluruh peserta perang-perangan pun istirahat. Di sela-sela waktu istirahat itu, dua mobil intelkam Polres Banyuwangi tiba di lokasi. ''Ketua rombongan siapa? Siapa yang bertanggung jawab atas kegiatan ini,'' ujart Kasat Intelkam AKP Yantofan.
Yantofan menjelaskan, kegiatan tersebut tidak ada pemberitahuan terlebih dahulu kepada aparat kepolisian. Apalagi, lokasi latihan perang-perangan itu masuk kawasan Perkebunan Lijen. Padahal, beberapa penduduk melakukan aktivitas kehidupan di kawasan tersebut. ''Sebenarnya harus izin terlebih dahulu. Karena ini melanggar peraturan,'' katanya.
Yantofan menambahkan, kepemilikan replika seperti itu harus memiliki izin. Meskipun hanya replika replika api, tetapi bentuknya mirip sengan senpi yang asli. Selain itu, tempat latihan bedil-bedilan itu berada di kawasan penduduk.
Sebenarnya, latihan gun shoot seperti itu harus memiliki tempat sendiri. Sehingga tidak membahayakan penduduk sekitarnya. Meskipun pelurunya berbahan plastik, tetap akan menjadi gangguan terhadap penduduk. ''Kami mengamankan replika-senjatanya di Polres Banyuwangi. Karena kami tidak menginginkan adanya komplain dari masyarakat terkait hal ini,'' ujar Yantofan.
Selanjutnya, beberapa anggota intelkam Polres langsung mengambil semua replika mainan di lokasi itu. Seluruh air soft gun itu dimasukan mobil dan diamankan di Mapolres.
Sementara itu, Erik mengaku pihaknya sudah mendapat izin oleh pihak Perkebunan Lidjen. Secara kebetulan, manager PT Perkebunan Lidjen H Syafik Udin juga menjadi Pembina Komunitas Combat 58. ''Tetapi bagaimana pun juga, kejadian ini memberikan pembelajaran kepada kami. Kami akan tetap patuh kepada aturan yang berlaku. Sebelum ada Wamil (wajib militer), kami Wamil duluan,'' ujarnya.
Secara terpisah, Syafik Udin mengatakan bahwa peristiwa itu merupakan teguran dari aparat kepolisian. Karena Sabtu (31/5) kemarin, mereka sudah mengajukan proposal dan mendaftarkan Combat 58 sesuai petunjuk Mabes Polri. Dalam proposal tersebut dicantumkan nama anggota serta data lengkap komunitas Combat 58. Namun, polres meminta melengkapi proposal itu dengan SKCK seluruh anggota. ''Yang sudah selesai dan akan diserahkan besok (hari ini, red),'' katanya.
Namun sehari sebelum proposal tersebut diserahkan, komunitas tersebut sudah melakukan latihan di perkebunan. Akhirnya, polisi menggerebek dan menghentikan latihan tersebut.
Syafik Udin menambahkan, mereka sebenranya akan membawa seluruh air soft gun ke Polres untuk didata dan didaftarkan pada hari Selasa besok. Dia mengaku tergugah untuk mewadahi dan menyalurkan anak-anak yang pernah tergabung dalam komunitas Soft Gun di Malang dan beberapa kota besar lainnya. Dari pada liar, mendingan diwadahi jadi satu. ''Dulu kami tidak kenal sama anak-anak ini. Tetapi sekarang sudah akrab dan wanti-wanti jangan sampai kelihatan masyarakat umum,'' tuturnya.
Dengan kejadian itu, Syafik Udin sebagai pembina mengaku hanya terkejut. ''Okelah, kalau dalam hal ini kita disalahkan. Cuma kalah start saja,'' pungkasnya. (lla/bay)
|
|
|
Post by erick on Jun 2, 2008 15:36:28 GMT 7
udah di bahas di thread nyang laen bro... salah kamar kali ;p
|
|
|
Post by kopralpaimo on Jun 3, 2008 6:46:13 GMT 7
waahh..bahaya salah kamar??....bisa dibrondong komandan yuri....ampuunnn..minah
|
|
|
Post by yurico on Jun 3, 2008 11:56:04 GMT 7
gubrak!!!
|
|
|
Post by kopralpaimo on Jun 3, 2008 15:03:49 GMT 7
tuh khan mareh...banting ersop...wakkakkk...
|
|
|
Post by yurico on Jun 3, 2008 21:33:15 GMT 7
pis man....
|
|